Selasa, 22 Desember 2015

Analisis Jurnal

Analisis Jurnal 1

Judul
PENGARUH PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD PENGADAAN BARANG

Jurnal
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen
Penulis
Hermiyetti
Reviewer
Muhamad Henryzal A W (25213136)
Tanggal
20 Desember 2015

Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis dampak pengendalian internal dalam pencegahan
kemungkinan penyimpangan dalam proses pelelangan.
Subjek Penelitian
Rumah Sakit Umum dan Swasta yang ada di Bandung
Metode Penelitian
·         Jenis Penelitian Dan Gambaran Populasi
Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah jenis penelitian empiris dengan menganalisis data primer dengan path analysis. Alat statistik yang digunakan untuk menguji hipótesis adalah R- Square.
·         Teknik Pengambilan Sampel
Menggunakan kuesioner

Variabel
1.      Lingkungan Pengendalian
2.      Penilaian Resiko
3.      Kegiatan Pengendalian
4.      Informasi dan Komunikasi
5.      Pemantauan

Hasil Penelitian
Terdapat dampak dari pengendalian internal dalam pencegahan penyimpangan dalam proses pelelangan

Kesimpulan
Terdapat pengaruh pada penerapan lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan baik secara parsial maupun simultan terhadap pencegahan fraud pengadaan barang.






Analisis Jurnal 2

Judul
EARNINGS MANAGEMENT, VALUE RELEVANCE OF
EARNINGS AND BOOK VALUE OF EQUITY
Jurnal
Jurnal Akuntansi
Volume dan Halaman
Vol 14 No. 2 Hal 213-231
Tahun
2010
Penulis
Imam Subekti
Reviewer
Muhamad Henryzal (25213136)
Tanggal
21 Desember 2015


Tujuan Penelitian
untuk meneliti pengaruh dari earnings management yang dilakukan secara terintegrasi dengan analisis faktor pada relevansi nilai earnings dan nilai buku ekuitas (book value of equity)
Subjek Penelitian
Perusahaan yang Terdaftar dalam BEJ (Bursa Efek Jakarta) tahun 1995 sampai dengan tahun 2006

Metode Penelitian
·         Jenis Penelitian Dan Gambaran Populasi
Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah jenis penelitian kuantitatif dengan menganalisis data sekunder dengan menggunakan rasio-rasio keuangan.
·         Teknik Pengambilan Sampel
Menggunakan teknik Purposive Sampling


Variabel
6.      Laporan Keuangan (Diperoleh dari databes BEJ)
7.      Data Pasar Saham (Harga Saham) yang diperoleh dari Indonesian Securities Market Database (ISMD)

Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa earnings dan nilai buku ekuitas bersifat relevan dalam mengukur nilai pasar perusahaan, dan earnings management.
Kesimpulan
Jurnal ini menggunakan bahasa inggris dan bahasanya sulit dimengerti. Jurnal ini juga terlalu banyak rumus yang dipakai mungkin akan membuat pembaca kehilangan selera untuk me-reviewnya.

Karangan Eksposisi

Fenomena Ojek Online


Pada pertengahan tahun 2015 di sejumlah daerah di kota besar baru-baru ini mendapatkan inovasi terbaru yaitu ojek online. Ojek online dinilai memiliki banyak manfaat yang berguna bagi para konsumennya dan tentunya bagi para pengemudinya, akan tetapi pada awalnya dan sampai sekarang masih mendapatkan tanggapan yang kurang baik bagi para ojek konvensional yang menilai pendapatan mereka berkurang karena kehadiran ojek online.
            Jika diperhatikan dalam beberapa waktu terakhir ojek online makin marak digunakan oleh masyarakat dan perkembangannya sangat pesat. Bagi kita yang hidup di zaman ini dengan adanya inovasi tersebut dituntut untuk cepat beradaptasi terhadap perkembangan teknologi dan informasi agar tidak tertinggal dengan negara lain.
            Dengan demikia kemudahan dari inovasi ini seharusnya memberikan efek positif kepada masyarakat agar senantiasa bekerja lebih keras, karena dengan adanya ojek online transportasi menjadi lebih mudah, aman dan nyaman, serta dengan adanya ojek online ini membantu masyarakat dan pemerintah mengurangi penggangguran yang ada di Indonesia.





Kamis, 19 November 2015

SINTAKSIS BAHASA INDONESIA

1. Pengertian Sintaksis
          Kata sintaksis berasaldari kata Yunani (sun = ‘dengan’ + tattein‘menempatkan’. Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Sama halnya dengan morfologi, akan tetapi morfologi menyangkut struktur gramatikal di dalam kata.Unsur bahasa yang termasuk di dalam sintaksis adalah frase, kalusa,dan kalimat. Tuturan dalam hal ini menyangkut apa yang dituturkan orang dalam bentuk kalimat.
Ramlan (1981:1) mengatakan: “Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase .”.

2.      Kata sebagai Satuan Sintaksis
         Dalam tataran sintaksis kata merupakan satuan terkecil, yang secara hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar yaitu frase. Maka di sini, kata, hanya dibicarakan sebgai satuan terkecil dalam sintaksis, yaitu dalam hubungannya dengan unsur-unsur pembentuk satuan yang lebih besar, yaitu frase, klausa, dan kalimat Dalam pembicaraan kata sebagai pengisi satuan sintaksis, pertama-tama harus kita bedakan dulu adanya dua macam kata, yaitu yang disebut kata penuh (fullword) dan kata tugas(funcionword). Yang merupakan kata penuh adalah kata-kata yang termasuk kategori nomina, ajektifa, adverbia, dan numeralia. Sedangkan yang termasuk kata tugas adalah kata-kata yang yang berkategori preposisi dan konjungsi.

3.      Frase
a.    Pengertian Frase
        Frase lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi satah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.
Frase tidak memiliki makna baru, melainkan makna sintaktik atau makna gramatikal bedanya dengan kata majemuk yaitu kata majemuk sebagai komposisi yang memiliki makna baru atau memiliki satu makna.


b.   Jenis Frase
·         Frase Eksostentrik
Frase eksostentrik adalah frase yang komponen komponennya tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhan­nya. Misalnya, frase di pasar, yang terdiri dari komponen di dan komponen pasar. Frase eksosentirk biasanya dibedakan atas frase eksosentrik yang direktif dan frase eksosentrik yang nondirektif.
·         Frase Endosentrik
Frase endosentrik adalah frase yang salah satu unsurnya atau komponennya memiliki perilaku sintaksias yang sama dengan keseluruhannya. Misalnya, sedang komponen keduanya yaitu membaca dapat menggan­tikan kedudukan frase tersebut.
·         Frase Koordinatif
Frase koordinatif adalah frase yang komponen pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama dan sederajat dan secara potensial dapat dihubungkan oleh kunjungsi koordinatif.
·         Frase Apositif
Frase apositif adalah frase koordinatif yang kedua
komponenanya saling merujuk sesamanya, dan oleh karena itu urutan komponennya dapat dipertukarkan.

4.      Klausa
a.      Pengertian Klausa
Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan kata-kata berkonstruksi predikatif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada kom­ponen, berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat; dan yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. Badudu (1976 : 10) mengatakan bahwa klausa adalah “sebuah kalimat yang merupakan bagian daripada kalimat yang lebih besar.”
Sebuah konstruksi disebut kalimat kalau kepada konstruksi itu diberikan intonasi final atau intonasi kalimat. Jadi, konstruksi nenek mandi baru dapat disebut kalimat kalau kepadanya diberi intonasi final kalau belum maka masih berstatus klausa.Tempat klausa adalah di dalam kalimat.

b.      Jenis Klausa
         Berdasarkan strukturnya dapat dibedakan adanya klausa bebas dan klausa terikat. Klausa bebas dalah klausa yang mempunyai unsur-unsur lengkap, sekurang-kurangnya mempunyai subyek dan predikat, dan karena itu mempunyai potensi untuk menjadi kalimat mayor. Klausa terikat memiliki struktur yang tidak lengkap.
Berdasarkan kategori unsur segmental yang menjadi predikatnya dapat dibedakan adanya klausa verbal, klausa nominal, klausa ajektival, klausa adverbial dan klausa preposisional. Dengan adanya berbagai tipe verba, maka dikenal adanya klausa transitif, klausa intransitif, klausa refleksif dan klausa resprokal.
·      Klausa ajektival adalah klausa yang predikatnya berkategori ajektiva, baik berupa kata maupun frase. Klausa adverbial adalah klausa yang predikatnya berupa adverbial. Klausa preposisional adalah klausa yang predikatnya berupa frase berkategori.
·      Klausa numeral adalah klausa yang predikatnya berupa kata atau frase numerila. Klausa berupasat adalah klausa yang subjeknya terikat didalam predikatnya, meskipun di tempat lain ada nomina atau frase nomina yang juga berlaku sebagai subjek.




 PARAFRASE SINTAKSIS BAHASA INDONESIA

        Sebagaimana kita ketahui bahwa kata sintaksis berasal dari kata yunani (sun = dengan + tattein ‘menempatkan’. Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Pada dasarnya sintaksis ini sama halnya dengan morfologi, akan tetapi morfologi menyangkut struktur gramatikal di dalam kata. Unsur bahasa yang termasuk di dalam sintaksis adalah frase, klausa, dan kalimat. Adapun seorang ahli yaitu ramlan (1981:1) mengatakan bahwa sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa.
·      Frasa
      Frasa merupakan gabungan kata yang bersifat nonprediktif, ataupun bisa disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis. Jenis frasa :
a)      Frasa Eksostentrik
      Frasa eksostentrik biasanya dibbedakan atas frasa eksostentrik yang direktif dan frasa eksostentrik yang nondirektif.
b)      Frasa Endosentrik
      Frasa ini unsurnya atau komponennya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan keseluruhannya.
c)      Frasa koordinatif 
      Frasa koordinatif ini pembentukannya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama yang dapat dihubungkan oleh kunjungsi koordinatif.
d)     Frasa apositif
      Frasa ini mempunyai hubungan dengan frasa koordinatif karena saling merujuk sesamanya, dan oleh karena itu urutan komponennya dapat dipertukarkan.
·      Klausa
     Klausa merupakan satuan sintaksis berupa runtunan kata berkonstruksi predikatif.  Adapun salah satu ahli yaitu Badudu (1976 : 10) mengatakan bahwa klausa adalah sebuah kalimat yang merupakan bagian daripada kalimat yang lebih besar.
Jenis Klausa :
     Berdasarkan kategori unsure segmental yang menjadi predikatnya dapat dibedakan adanya klausa verbal, klausa nominal, klausa ajektival, klausa adverbial, dan klausa preposisional.



Rabu, 30 September 2015

Masih Banyak Impor, RI Rentan Isu Ekonomi Global

Masih Banyak Impor, RI Rentan Isu Ekonomi Global

JAKARTA - Pelemahan Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah membebani kinerja beberapa industri. Pasalnya, saat ini perekonomian Indonesia 70 persen masih ditopang oleh barang dari luar negeri.

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, ‎Suharso Monoarfa, mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan masyarakat tanah air masih bergantung terhadap produk impor menjadi salah satu permasalahan yang memicu pelemahan Rupiah. Akibatnya, Indonesia terlalu sensitif menanggapi isu ekonomi global.

"Kita memenuhinya dengan impor makanya kita sangat rentan terhadap gonjang-ganjing perekonomian global," kata dia di Jakarta, Sabtu (14/3/2015).

Oleh karena itu, dia menilai Indonesia memerlukan penataan kembali struktur ekonomi dalam negeri. Menurutnya, langkah Presiden Joko Widodo yang akan menggenjot pembangunan infrastruktur dinilai menjadi langkah tepat dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian dalam negeri.

"Memang ini kepentingannya jangka panjang. Bukan hanya bagaimana kita menghentikan impor dalam jangka pendek tapi bagaimana memperkuat perekonomian nasional sehingga menjadikan Rupiah menjadi mata uang yang kuat," tandasnya.

senior economist standard chartered, eric sugandi, mengatakan, ada sejumlah isu utama yang menjadi perhatian di level global. hal itu, kata dia juga terkait dengan kondisi perekonomian yang ada di Indonesia. salah satu isunya adalah masalah the super dollar. masalah perang mata uang antar Negara-negara dan lemahnya harga komoditas,”kata eric sugandi.

menurut saya, barang impor di Indonesia sudah cukup terlalu banyak, karena dalam beberapa tahun terakhir, semua barang yang kita gunakan itu adalah barang impor, bahkan sampai detik ini, karena tidak dapat kita pungkiri bahwa kebanyakan barang impor lebih baik daripada barang lokal, tidak semua tapi kebanyakan. dalam hal ini mungkin pemerintah harus meningkatkan kualitas barang – barang lokal agar barang lokal pun tidak kalah saing dari segala aspek, sehingga kita sebagai masyarakat pun akan memilih barang lokal dari pada barang impor, jika saja kita dapat meningkatkan kualitas barang lokal mungkin masyarakat Indonesia pun akan lebih memilih barang lokal sehingga Indonesia tidak akan rentan dalam sektor ekonominya jadi rupiah pun tidak akan melemah seperti sekarang ini. bahkan, jika kualitas barang kita lebih baik, mungkin justru kita dapat mengimpor barang barang lokal sehingga barang – barang lokal bisa digunakan sampai ke mancanegara dengan begitu nilai rupiah tidak akan turun. masalah isu “the super dollar” itu sendiri pun menurut saya akan terus melonjak naik karena tingginya ketergantungan Indonesia terhadap dollar dan barang impor, karna kita hanya mengandalkan komoditas bahan mentah padahal harga pasar dunia sedang turun yang membuat perekonomian kita semakin menurun, namun Indonesia belum termasuk kategori krisis moneter, karena nilai tukar rupiah masih lebih baik daripada Negara – Negara afrika sana. karena banyak factor lain yang membuat suatu Negara dikatakan krisis ekonomi bukan hanya karena nilai tukar mata uang Negara tersebut melemah terhadap dollar. karena bukan hanya Indonesia saja yang merasakan fenomena ini, Negara lain pun sama. Dari semua impor yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan dalam negri komoditas yang paling tinggi tingkat impornya adalah bahan pangan, padahal Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan negara berpenghasilan pangan paling banyak pada masa soeharto. Mungkin menurut saya sebaiknya pemerintah memajukan teknologi sektor pertanian untuk meningkatkan produksi dalam negri, memberi subsidi pupuk kepada para petani dan pemerintah memaksimalkan penyerapan beras dari petani lokal untuk ketahanan pangan nasional, membuat saluran air untuk irigasi atau kepentingan pertanian, melakukan perluasan area tanam, dan membuat kebijakan lahan area tanam agar area tanam tidak dipersempit akibat keperluan untuk pembangunan tempat tinggal, industri maupun jalan tol. Jadi, pastinya masih ada banyak cara, tindakan dan kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi impor dalam negri agar tidak mencapai isu ekonomi global.



Daftar Pustaka

Kamis, 11 Juni 2015

Contoh Surat Perjanjian

SURAT PERJANJIAN SEWA / KONTRAK RUMAH

Jakarta, 10 Juni 2015

Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama               : Muhamad Henryzal A W
Alamat            : Jl. Rasamala II No. 48 RT 007/09 Menteng Dalam
Tebet Jakarta Selatan
No. KTP          : 132654897565
Pekerjaan         : Wiraswasta
Selanjutnya disebut Pihak Pertama (I)
Dengan ini menerangkan bahwa :
Nama               : Badi Santoso
Alamat            : Jl. Jendral Soekamti no 36, Jakarta Selatan                                     
No. KTP          : 8564785235685
Pekerjaan         : Pegawai Negeri
Selanjutnya disebut Pihak Kedua (II)
            Dalam hal ini, Pihak Pertama (I) menyewakan/mengontrakkan rumah tinggal kepada Pihak Kedua (II) yaitu sebuah bangunan, dinding batu bata, atap genteng, lantai keramik, berikut aliran listrik, air PAM dan sambungan telepon yang beralamat di  Jl. Rasamala II No. 49 RT 007/09 Menteng Dalam Jakarta Selatan
            Sewa tersebut dilangsungkan dan diterima dengan harga Rp. 15.000.000,- selama satu tahun. terhitung mulai tanggal 01 Juni 2015 s/d 31 Mei 2016 yang mana uang sewa tersebut telah dibayarkan oleh Pihak Kedua (II) kepada Pihak Pertama secara Tunai, maka :
Pihak Kedua (II) sebagai pengontrak menjamin bahwa, Rumah tersebut :
ñ  Tidak disewakan kepada orang lain.
ñ  Tidak dijaminkan atau digadaikan untuk pelunasan suatu hutang.
ñ  Pihak Kedua (II) wajib memelihara dan memperbaiki kerusakan-kerusakan terhadap rumah  tersebut selama masa kontrak.
ñ  Rumah yang disewakan tersebut sebagai Rumah Tinggal, apabila di kemudian hari dipergunakan untuk hal-hal yang dapat menyalahi / melanggar hukum, di luar tanggung jawab Pihak Pertama (I).
ñ  Tidak diperbolehkan menambah / mengurangi bangunan tersebut kecuali ada kesepakatan / persetujuan dari Pihak Pertama (I).
ñ  Apabila dikehendaki dapat diperpanjang setelah jangka waktu selesai, dengan harga sewa dan syarat-syarat yang akan ditetapkan kemudian secara musyawarah dan mufakat sekurang-kurangnya dua bulan sebelum masa berakhir sewa.
            Apabila dalam perjanjian sewa menyewa ini berakhir, Pihak Kedua (II) harus mengembalikan rumah tersebut dalam keadaan kosong, rekening listrik, air (PAM) dan rekening telepon telah dilunasi serta terpelihara baik, tepat pada waktunya kepada Pikah Pertama (I).
Demikian Surat Perjanjian ini dibuat atas persetujuan antara Pihak Pertama (I) dan Pihak Kedua (II) secara musyawarah dan mufakat serta dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.

            Pihak Pertama (I)                                            Pihak Kedua (II)


(M. Henryzal A W)                                              (Badi Santoso)